Minggu, 01 Mei 2011

INDONESIA baru berencana dan berharap kereta CEPAT

MADIUN: PT Inka bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Sharyo dan Sumitomo, serta koperasi karyawan siap memproduksi kereta api cepat atau Shinkansen Indonesia.

Direktur Utama PT Inka Roos Diatmoko, Selasa (28/10), mengatakan sebagai satu-satunya perusahaan kereta api di Indonesia, PT Inka siap dan ingin terlibat dalam proyek pembangunan kereta api masa depan atau yang disebut sebagai Shinkansen Indonesia.

"Kerja sama PT Inka dan Jepang dalam industri kereta api sudah dijalin sejak 1981. Kami siap melanjutkan kerja sama di bidang industri kereta api," katanya.

Menurutnya, PT Inka akan memproduksi kereta masa depan tersebut dengan tetap mempertahankan kualitas, produk yang ramah lingkungan dan hemat energi. "Tiga faktor utama itu yang tetap dijaga PT Inka dalam memproduksi kereta api, termasuk dalam proyek pembuatan Shinkansen Indonesia," katanya.

Studi banding guna memproduksi kereta cepat ini, kata Roos, sebenarnya pernah dilakukan pada 1994. Tetapi, pada 1995 terhenti bersamaan dengan dikembangkannya produksi kereta api Argo untuk memenuhi kebutuhan angkutan kereta api di dalam negeri.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Rekaindo Global Jasa Muchlis Budiman mengatakan untuk memproduksi Shinkansen, Inka menggandeng perusahaan Jepang seperti Nippon Sharyo dan Sumitomo yang kemudian bergabung dalam perusahaan PT Rekaindo Global Jasa dengan pembagian saham Inka 49%, Nippon Sharyo 39%, Sumitomo 10%, dan saham Koperasi Karyawan Inka 2%.
Shinkansen Java Bullet Train: Impian Transportasi Aman dan Nyaman

SALAH SATU progress terbaru dalam hubungan Jepang dan Indonesia, adalah tertariknya banyak perusahaan Jepang untuk ikut terlibat dalam proses pembangunan di berbagai bidang. Tak sekedar berinvestasi dengan pendanaan, mereka juga melakukan investasi dalam hal pengetahuan dan teknlogi. Dalam jangka panjang mereka juga ingin transfer of knowledge kepada pribadi-pribadi unggul Indonesia.

Salah satu perusahan yang menawarkan teknologinya adalah Japan Transportation Consultant Inc [JTC]. Sebagai perusahaan yang sudah teruji dalam pengadaan dan maintenance transportasi kereta api, mereka melihat transportasi di Indonesia sebenarnya membutuhkan sarana yang aman, nyaman, cepat dan menyenangkan. Mengusung teknologi Shinkansen, JTC menjanjikan akan membuat perjalanan Jakarta – Surabaya hanya dalam waktu 2 jam saja. Mereka mengusung sebuah proposal proyek bernama Java Bullet Train Plain.

Tawaran JTC tentu bukan tawaran kosong dan sekadar janji-janji saja. Perusahaan transportasi yang sudah berdiri sejak tahun 1964 di Jepang ini, sudah beroperasi dan membuktikan kehandalannya selama 44 tahun dalam dunia perkereta-apian di Jepang. Menurut Hisatomi Okuhara, Civil Engineer International Division, mereka adalah salah satu perusahaan terkemuka dan dipercaya untuk mengelola transportasi kereta api cepat di beberapa wilayah di Jepang. "Hampir semua kereta api di Jepang sudah menggunakan Shinkansen karena terbukti aman, nyaman dan cepat," ujarnya.

Penegasan Okuhara diaminkan oleh Koji Nakamura, Resident Representative JTC di Indonesia. Menurutnya, Shinkansen menjanjikan akan memberikan kenyamanan sebuah perjalanan dengan tingkat keamanan yang maksimum. "Kita sudah survey, zero accident akan coba kita terapkan, sama seperti yang kami lakukan di Jepang," tegasnya ketika diwawancara di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dengan kecepatan tinggi, namun nyaman dan aman, jarak Jakarta-Surabaya sekitar 700 kilometer, dapat ditempuh dengan kereta api hanya dengan dua jam 38 menit perjalanan.

"Estimasi target pembangunan kereta api supercepat itu sendiri dimulai 2009 dan diperkirakan siap beroperasi 2024," kata Resident Representative Japan Transportation Consultang (JTC), Koji Nakamura, di Jakarta, Rabu (5/11).

Menurut Nakamura, proposal pembangunan jalur kereta api dengan nama Java Bullet Train Plan (JBTP) tersebut mengusung teknologi sistem perkeretaapian super cepat Jepang, Shinkansen. "Kita sudah survei, zero accident akan coba kita terapkan, sama seperti yang kami lakukan di Jepang," katanya, seraya menambahkan, perkiraan total biaya pembangunan JBTP mencapai 20 miliar dolar AS.

Perkiraan biaya tersebut, lanjutnya, diambil dari pembangunan yang dilakukan Shinkansen antara dua provinsi di Jepang, Sinyachiyo dan Nishikagosima, yang sudah beroperasi sejak 2004 silam.

Dalam Proposalnya JTC menyebut, jalur Java New Trunk Line yang akan dibangunnya itu mencakup Jakarta-Surabaya, dengan jarak sekitar 710 kilometer. Karena jalur rel yang sudah ada tidak memenuhi syarat untuk dilintasi kereta super cepat Shinkansen, jalur rel baru harus dibangun.

Dijelaskan, jalur rel JBTP akan lebih tinggi dibanding pemukiman penduduk. Sementara saat memasuki wilayah perkotaan, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya, jalur rel akan dibangun di bawah tanah, untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. "Stasiun Manggarai menjadi pilihan karena lebih luas dan memungkinkan untuk pembangunan subway. Kalau Gambir sudah terlalu sempit dan padat," ujarnya.

Nakamura mengatakan, kelebihan lain JBTP adalah hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.

Shinkansen di Jepang sudah beroperasi sejak 1 Oktober 1964 dan berhasil menekan tingkat kecelakaan sampai pada level zero accident. Selain di Jepang, Shinkansen juga sudah 
membangun sebagian jalur perkeretapian di Cina


by :Malaysia Forum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar