Awal
penemuan mesin Jahit
Pada
tahun 1755, seorang imigran Jerman, Charles Weisenthal, yang tiggal di Inggris,
mematenkan penemuan jarumnya yang khusus dirancangnya untuk sebuah mesin.
Sayangnya patennya tidak merinci mesin yang menggunakan jarum tersebut.
Berikutnya,
seorang pembuat lemari asal Inggris, Thomas Saint yang juga mematenkan mesin
jahit di tahun 1790. Tidak diketahui apa Saint benar-benar membuat prototipe
mesin yang digunakan pada saat itu, atau hanya sekedar mematenkan agar
mendapatkan royalti, kelak jika mesin itu bisa dibuat. Yang pasti, Thomas Saint
merinci dalam patennya sebuah benda tajam yang dapat membuat lubang pada kulit
dan memasukkan jarum pada lubang yang ada. Selangkah lebih maju dari
Weisenthal. Namun reproduksi temuan Saint itu ternyata tidak bisa beroperasi.
Perkara
Paten ini juga dilupakan oleh Balthasar Krems. Warga berkebangsaan Jerman ini
menemukan mesin otomatis untuk menjahit topi di tahun 1810. Dia tidak
mematenkan temuanya dan konon mesinnya tiadak pernah berfungsi dengan baik. Upaya
untuk membuat mesin jahit memang tidak pernah pudar. Banyak pula yang akhirnya
menyebabkan perang paten. Namun tidak sedikit pula yang berakhir dengan
kegagalan. Contohnya John Adams Doge dan John Knowles dari Amerika. Mereka
berdua membuat mesin jahit pada tahun 1818 namun ujung-ujungnya mesin itu gagal
saat digunakan untuk menjahit sejumlah kain.
Mesin
Jahit yang bisa berfungsi diciptakan oleh Barthelemy Thimonier pada tahun 1830.
Mesin ini hanya menggunakan satu benang dan sebuah jarum kait seperti jarum
bordir atau sulam. Sayangnya, temeuan ini tidak memperoleh sambutan baik dari
masyarakat. Bahkan dirinya hampir terbunuh ketika sejumlah penjahit membakar
pabrik garmen miliknya karena takut tersaingi dan menimbulkan pengangguran
akibat temuan mesin jahitnya.
Kembali
seorang Amerika mencoba membuat mesin jahit dan sukses ditahun 1834, yang
bernama Walter Hunt. Namun anehnya, dia tidak merasa bahagia dengan temuannya,
karena dia merasa temuannya akan menimbulkan pengangguran.
Mesin
Jahit Elias Howe
Puncak
penemuan mesin jahit terjadi di Amerika Serikat yang ditemukan oleh Elias Howe.
Mesin buatannya menggunakan dua benang dari arah berlawanan dan memiliki jarum
berlubang untuk benang di bagian ujung. Jarum itu didesak menembus kain dan
membuat semacam lengkungan benang di sisi bawah kain. Sebuah benang dari arah
lain disisipkan ke dalam lengkungan tadi. Lalu kedua benang membuat jalinan
yang mengunci kain. Kabarnya temuan ini inspirasi dari mimpinya. Dalam
mimpinya, perut Howe ditusuk oleh seorang kanibal dengan tombak dalam tidurnya.
Bentuk ujung tombak inilah yang dijadikan inspirasi buat menciptakan jarum yang
sudah lama dicarinya.
Perang
Paten mesin jahit
Namun
setelah penemuannya, Howe dihadapkan pada masalah dengan mempertahankan paten
dan memasarkan temuannya. Akhirnya dia berjuang selama sembilan tahun. Perang
paten sendiri pecah ketika Isaac Singer menemukan mekanisme naik turun pada
mesin jahit dan Allen Wilson mengembangkan alat kait pemintal berputar. Mesin
jahit belum menjadi barang produksi massal hingga tahun 1850-an. Setelah Isaac
Singer berhasil membuat mesin jahit dengan jarum jahit yang bisa digerakkan
kayuhan pedal kaki, maka kesuksesan penjualan mesin jahit secara komersial
terbuka. Sebelumnya, mesin jahit terdahulu menggerakkan jarumnya dari pinggir
dan digerakkan dengan tangan.
Bagaimanapun,
mesin Isaac Singer menerapkan mekanisme jalinan dua benang yang dipatenkan
Howe. Maka Elias Howe menuntut Isaac Singer atas paten yang serupa dan berhasil
memenangkan perkaranya pada tahun 1854. Sebenarnya Walter Hunt menerapkan
jalinan benang dari dua sumber benang dan jarum berlubang. Namun pengadilan
memutuskan paten jatuh ketangan Howe setelah Hunt membatalkan patennya.
Jika
Hunt tetap mematenkan temuannya, Elias Howe dapat dikalahkan dalam perkaranya
dengan Isaac Singer. Maka atas kekalahan itu, Isaac Singer harus membayar
royalti paten Elias Howe. Jika saja paten yang dimiliki warga Inggris, John
Fisher ditahun 1844 itu tidak hilang, maka Fischer akan terlibat dalam perang
paten mesin jahit. Pasalnya mesin renda buatannya menerapkan mekanisme yang
serupa dengan mesin Howe maupun Singer.
Keberhasilan
dalam mempertahankan hak atas patennya membuat keuntungan Elias Howe melonjak
tajam. Pendapatan tahunannya yang semula 300 dolar Amerika menjadi lebih dari
200.000 dolar AS per tahun untuk saat itu. Dalam kurun waktu 14 tahun
(1854-1867), Howe mengumpulkan dana hingga 2 juta dolar AS atas temuannya. Ia
lantas menyisihkan sebagian kekayaannya selama Perang Saudara Amerika bagi
Pasukan Infantri dan sebagian lagi sumbangan atas nama pribadi.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_jahit
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_jahit