Pembebasan sandera dari kapal pembajak Somalia ternyata diwarnai baku-tembak. Tidak mudah bagi TNI untuk melakukan aksi pembebasn ini. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjelaskan urutan langkah pembebasan kapal MV Sinar Kudus beserta 20 awaknya yang dibajak sejak 16 Maret lalu itu.
Pada akhir proses pembebasan, menurut Agus, TNI menewaskan empat orang lanun. Mereka merupakan kelompok terakhir dari 82 perompak yang meninggalkan kapal Sinar Kudus secara bertahap. Akan tetapi, "Kami tidak bisa mendapatkan tubuhnya. Kemungkinan jatuh ke laut," kata Agus dalam jumpa pers di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 2 Mei 2011.
Agus menjelaskan bahwa TNI telah mengerahkan 897 tentara gabungan, tiga kapal perang, dan satu helikopter untuk membebaskan sandera. Awalnya TNI berencana melumpuhkan perompak dengan kekuatan militer. Namun, operasi militer batal karena Sinar Kudus sudah lego jangkar dan menjauh dari kapal TNI. Perompak pun terus-menerus memindahkan para sandera ke beberapa kapal.
Pasukan TNI kembali berencana menyerang perompak begitu mereka berhasil membebaskan sandera. Tetapi rencana itu lagi-lagi batal. Masalahnya, posisi Sinar Kudus berada di tengah delapan kapal lain yang disandera. "Akses kami sulit," ujar Agus.
Pasukan TNI pun tak bisa merampas kembali uang tebusan lebih dari US$ 4,5 juta yang diserahkan pihak ketiga kepada perompak pada 30 April lalu. "Uangnya sudah dibagi-bagi," kata Agus.
Kepala Pusat Penerangan TNI Iskandar Sitompul mengatakan uang tebusan itu dibagi empat. Sebanyak 30 persen untuk perompak, 50 persen untuk investor, 10 persen untuk masyarakat, dan 10 persen untuk petugas keamanan. Namun Iskandar tidak mengetahui secara detail siapa yang dimaksud sebagai investor dan petugas keamanan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar